Cari Blog Ini

10 menit saja kau bertahan..

Orang-orang hebat sebenarnya hanyalah orang-orang biasa yang memiliki tekad yang luar biasa. Saat orang-orang disekeliling anda menyerah dan mundur, kertakkan gigi anda dan cobalah untuk menggali sedikit lebih dalam. Sukses diraih dan dipertahankan oleh mereka yang terus mencoba. Majulah dan akuilah : hari ini anda mungkin belum mencapai apa yang anda inginkan, harapkan dan impikan. Salah satu kunci untuk mendapatkan impian anda adalah sebuah tekad untuk tidak menyerah.

Ralph Waldo Emerson berkata, "Seseorang disebut pahlawan bukan karena ia lebih berani dari orang lain, tetapi karena ia berani bertahan sepuluh menit lebih lama." Seorang atlit lari jarak jauh belajar untuk menjadi 'terbiasa'. Ia akan terus berlari hingga kecapekan, tetapi dia tidak akan berhenti. Pelari biasa akan menyerah. Tetapi, pelari jarak jauh tahu bahwa jika ia dapat menahan kesakitan itu sedikit lebih lama, ia akan menjadi 'terbiasa'.

Sebelum seseorang mencoba cukup keras dan cukup lama sampai ia menjadi 'terbiasa', maka ia tidak akan pernah tahu seberapa besar yang bisa ia capai. Ingatlah, kemampuan itu terdiri dari 95% tekad untuk tetap bertahan.

Rabu, 06 Juli 2011

KEPEMIMPINAN : MENGAWAL DINASTI MUDA INDONESIA MENUJU PEMILU 2014






Wacana pedas dari seorang Ruhut telah memacu para kader dan tokoh elit partai untuk lebih mempersiapkan diri jelang Pemilu 2014 mengingat opsi tentang mengapa usul untuk menghapus pasal tentang pembatasan masa jabatan seorang presiden menyeruak kembali ke permukaan mengingat bahasan terakhir tentang itu sudah lama menghilang lebih dari 1 dekade yang lalu. Benarkah tidak adanya sosok yang mampu menggantikan seorang SBY utuk memimpin bangsa sebesar ini? tersedia lebih dari 200 juta jiwa manusia di republik kita ini, pasti ada sosok-sosok yang memenuhi kualifikasi tentang siapa yang pantas dan berhak meneruskan tongkat estafet ini. Tokoh-tokoh dari kalangan muda pun mulai bermunculan dengan latar belakang yang berbeda-beda . Siapa sajakah mereka? Mari kita simak secara baik-baik dan mendetail tentang rekam jejak mereka.

Pemilu yang akan sebenarnya masih akan dilaksanakan pada 2014. Setidaknya, masih cukup waktu bagi para manusia Indonesia yang hendak maju ke pesta rakyat terakbar di nusantara ini mempersiapkan diri dengan baik, mematangkan visi serta melakukan “spionase” secara benar terhadap kandidat-kandidat lain yang berpeluang maju menuju Indonesia 1. Namun nampaknya bola panas mulai mulai bergulir dari senayan. Ruhut sitompul, politisi sekaligus anggota DPR fraksi Partai Demokrat yang hendak mewacanakan agar undang-undang yang membatasi masa jabatan seorang presiden dihapus itu menuai kritik tajam dari sejumlah elemen masyarakat, mulai dari warga sipil hingga elit partai politik.

Menanggapi pernyataan seperti itu, hendaknya betul-betul diperhatikan secara mendalam dan menyeluruh apa makna dibalik sikap ruhut mengeluarkan pernyataan yang cukup untuk memancing perdebatan serius dalam ranah perpolitikan di Indonesia. Alasan pertama, sebagai kader dari partai demokrat, tentu ia ingin agar orang nomer satu di Indonesia tetap dari kalangan demokrat itu sendiri. Tentu ini bukan harapan dari seorang ruhut belaka, tetapi kader-kader partai demokrat yang lain juga menginginkan hal itu terjadi. Betapa tidak, bayangkan saja prestise yang akan mereka dapatkan dengan secara kontinyu menempatkan diri menjadi partai nomer 1 di Indonesia dalam 3 dekade sekaligus. Hal ini pun sudah dibuktikan oleh pesaing mereka sendiri, yaitu Partai Golkar saat orba lalu yang bertahan hingga 3 dekade menjadi penguasa tunggal dan akhirnya terpuruk akibat popularitas mereka sendiri oleh tindakan “lupa daratan” para kader mereka yang duduk di pusat maupun daerah.

Selain menuai kritik keras dari para politikus serta elit politik lain bahkan dari ketua fraksi demokrat sendiri, bantahan juga langsung dilontarkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tertanggal 18 Agustus 2010 mengenai spekulasi-spekulasi yang berkembang. Beliau menampik bahwa pernyataan yang disampaikan oleh kadernya, Ruhut Sitompul, bukanlah dari dirinya. Beliau juga menyampaikan penolakannya untuk dicalonkan lagi untuk yang ketiga kalinya. “saya adalah yang termasuk orang yang mengawal agar undang-undang tentang pengaturan masa jabatan presiden cukup dua periode saja di MPR. Jadi tidak benar jika saya menginginkan untuk dicalonkan kembali selama tiga periode”. Dengan demikian komentar seorang SBY terhadap pernyataan ruhut akhirnya menutup spekulasi awal tentang apa makna dan tujuan dari wacana yang coba digulirkan oleh seorang ruhut. Para pengamat politikpun mengartikannya bahwa itu hanya skenario dari demokrat untuk menarik perhatian masyarakat.

Alasan kedua yang cukup masuk akal adalah tidak adanya kader yang mampu melanjutkan estafet kepemimpinan daripada pemimpin selanjutnya. Jika benar demikian, dapat disimpulkan bahwa Indonesia sedang krisis dalam melahirkan kembali pemimpin-pemimpin baru. Presiden Susilo Bambang Yudhoyonopun dalam kesempatan yang sama menyanggah pernyataan itu, “pada saat 2004, banyak yang mengatakan bahwa tak ada yang layak.tetapi kemudian ternyata banyak sekali orang yang memiliki kapabilitas mumpuni untuk menjadi pemimpin. Nanti juga pasti ada yang muncul untuk melanjutkan”. Benarkah demikian? Lalu siapakah sosok yang dianggap mampu dan mumpuni di bidangnya?

Berbagai namapun bermunculan. Para pemain-pemain lawas seperti Megawati, Aburizal Bakrie, Prabowo Subianto dan sederet nama lain yang sudah tak asing lagi diprediksi akan siap untuk bertarung. Jika demikian, itu sama halnya membiarkan negara ini stagnan dan dalam garis orbit yang sama. Karena rata-rata terobosan yang mereka tawarkan sudah menjadi rahasia umum. Selain itu, “cacat” moral yang mereka miliki dari masa lalu akan menghambat mereka untuk benar-benar menguasai suara mayoritas. Nampaknya jika hal ini benar-benar terjadi, masyarakat akan jenuh dengan janji-janji mereka yang sudah lama mereka dengarkan bahkan dari pencalonan mereka ketika 5 tahun yang lalu pada pemilu 2009 lalu.

Berbicara tentang kader, sebenarnya Indonesia adalah negara dengan sejarah pengkaderan terbaik pada masa lalu. Banyaknya kerajaan yang pernah berdiri di Indonesia adalah kerajaan besar, kuat dan tangguh. Tentu dari banyak yang besar, ada yang paling besar. Kerajaan Majapahit, kerajaan ini terlalu terkenal untuk tidak dikenal. Kerajaan yang menguasai luas area lebih dari kawasan nusantara pada saat ini mengalami puncak kejayaan justru ketika dipimpin oleh seorang raja belia yang masih sangat remaja, Hayam Wuruk. Raja yang umurnya tidak mencapai 20 tahun ini bersama dengan Mahapatih Gadjah Mada berhasil menaklukkan berbagai daerah hingga pelosok Filipina. Raja yang bahkan terlalu muda untuk menuai kesuksesan seperti itu. Ini tentunya menyadarkan kepada kita bahwa ternyata di masa lalu, regenerasi kepemimpinan sukses dilaksanakan. kini, secara tidak sadar, darah itu mengalir pada Bangsa Indonesia. Apakah mereka sudah secara sadar mengetahui potensi-potensi muda Indonesia dalam memimpin bangsa ini. Presiden Ir.Soekarnopun secara gamblang mengatakan “ berikan aku 10 pemuda, maka aku akan mengubah dunia”. Ucapan ini terlontar secara sadar dan yakin bahwa negara kita memiliki integritas dan kapabilitas yang lebih dari cukup untuk melahirkan itu semua.

TOKOH MUDA INDONESIA SAAT INI

Berbicara mengenai tokoh kalangan muda saat ini, Indonesia seharusnya berbangga diri dengan hadirnya sosok-sosok yang mulai terlihat eksistensi, kemampuan dan integritasnya serta layak untuk menjadi figur di tengah-tengah masyarakat saat ini yang merindukan sosok pemimpin muda yang dapat diharapkan. Keyakinan bahwa Indonesia akan mencapai tahun emas kelak pada 2020 sebenarnya didasarkan pada kesadaran diri bangsa akan semakin matangnya pribadi-pribadi penerus perjuangan Bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang besar, maju dan terangkat derajatnya dari sentiment negatif masyarakat dunia pada Indonesia. Paling tidak, hingga saat ini telah muncul beberapa opsi pilihan dari berbagai latar belakang yang siap melanjutkan estafet kepemimpinan. mereka diantaranya :

1. Anas urbaningrum
2. Sri Mulyani Indarwati
3. Muhaimin Iskandar
4. Puan Maharani
5. Edhi Baskoro Yudhoyono
6. Zannuba Arrifah Chafsoh Rahman Wahid.

Paling tidak, keenam orang dari kalangan muda di atas, setidaknya memenuhi kualifikasi kapasitas minimal untuk maju di pemilu mendatang. Apa yang menjadi ukuran daripada mereka berpeluang untuk maju?

1. Anas Urbaningrum

Ulasan pertama dimulai dari sosok Anas Urbaningrum. Sebagai Ketua Umum Partai yang menang dalam 2 kali periode berturut-turut membuat peluangnya maju cukup terbuka. Sederet pengalaman seperti pernah menjadi ketua umum pengurus besar HMI serta prestasi akademiknya sebagai lulusan terbaik Ilmu Politik UNAIR ini menjadikan nilai lebih yang hendak ia tawarkan kepada masyarakat. Namun sayang, meski karier politiknya melejit, ia tak sempat mengenyam pendidikan di Luar Negeri. Ini menjadikan dirinya harus membangun dari awal jaringan kerjasama dengan pihak asing seandainya ia maju dan terpilih.

2. Sri Mulyani Indarwati

Sosok kedua ialah mantan menteri keuangan yang sekarang menjabat Managing Director di World Bank Amerika Serikat, Ibu Sri Mulyani. Pengalaman dan kiprahnya di Internasional merupakan modal yang cukup untuk membuatnya layak digadang-gadang sebagai presiden perempuan kedua di Indonesia. Memang sepertinya sulit mengharapkan kesediaannya untuk dicalonkan pada 2014 mengingat begitu penting peranannya dalam posisinya sekarang sebagai Presiden Bank Dunia serta ketika namanya dikaitkan dengan permasalahan Bailout Bank Century beberapa waktu lalu, sepertinya ia enggan untuk kembali menyelamatkan Indonesia dengan caranya yang justru diragukan banyak pihak. Selain itu, namanya juga disebut-sebut sebagai “titipan” IMF dalam pemerintahan Indonesiabeberapa waktu lalu. Padahal disadari atau tidak, justru caranya yang diluarkebiasaan dalam menentukan kebijakan, disebut-sebut berhasil menyelamatkan Indonesia dari krisis moneter yang sama saat 1998.

3. Puan Maharani

Puan Maharani, cucu mantan orang nomer satu di Indonesia ini sudah lama aktif di kancah perpolitikan. Mengekor kepada sang ibu, ia selalu aktif untuk terjun langsung dalam aktifitas politiknya bersama partai berlambangkan kepala banteng itu. Nampaknya, darah politik dari kakeknya secara sempurna diwariskan kepadanya. Perempuan kini aktif sebagai anggota DPR ini sudah hampir dipstikan akan melanjutkan dinasti Soekarno dalam kancah perpolitikan. Namun Megawati Soekarno Putri, selaku Ketua Umum DPP PDIP, partai bernaungnya Puan Maharani yang tak lain adalah ibu kandungnya mengatakan bahwa puan maharani belum cukup matang dan siap untuk diangkat menjadi sosok pemimpin. Selain itu, pada Pemilu 2009, Puan Maharani digadang-gadang sebagai cawapres Rizal Ramli. (m.detik.com). Pasangan inipun gagal melaju disebabkan perolehan suara PBR ( Partai Bintang Reformasi) yang mengusung Rizal ramli gagal dalam perolehan suara minimal di tingkat legislatif.

4. Edhi Baskoro Yudhoyono

Inilah sosok yang dianggap suksesor tepat SBY untuk melanjutkan estafet kepemimpinannya, Edhi Baskoro Yudhoyono. Sudah sejak jauh-jauh hari, ia digadang-gadang sebagai suksesor penerus dinasti yudhoyono. Namun internal partai demokrat mengatakan bahwa ibas, panggilan akrab Edhi Baskoro, dipersiapkan secara sangat matang untuk maju pada 2019. Peraih gelar M.Sc International Political Economy dari S.Rajaratnam School of International NTU Singapura ini akan kesulitan bersaing dengan kandidat lain di internal partai itu sendiri karena ketersediaan calon lain yang lebih matang dan sudah lebih dahulu diprediksi akan maju. Namun akan berbeda jika dorongan dan keinginan untuk maju sebagai calon begitu kuat, bisa saja ia maju sebagai kandidat dari partai lain yang ingin mencalonkannya meski peluangnya sangat kecil mengingat kesetiaannya pada partai berlambangkan segitiga mercy tersebut.

5. Zannuba Arrifah Chafsoh Rahman Wahid

Inilah sosok muda terakhir yang disebut-sebut bakal bersinar pada 2014. Perempuan yang lebih akrab dipanggil dengan sapaan “yenny wahid” ini juga menjadi pewaris sempurna darah politik dari sang ayah, KH.Abdurrahman Wahid, mantan presiden keempat Indonesia. Segudang pengalaman ia torehkan dalam berpolitik. Ia sering ikut bersafari dan menjadi tangan kanan bagi mendiang Gus Dur saat menjabat Presiden sehingga sedikit banyak menambah pengetahuannya tentang ilmu kepemerintahan. Peraih gelar Master dari Harvard University ini juga aktif dalam berbagai kegiatan social dan politik. Ia menjabat sebagai direktur di The Wahid Institute, lembaga islam moderat dengan pluralism sebagai inti ajarannya. Dia juga aktif sebagai Sekjen DPP PKB pada 2006 lalu. Meskipun begitu, wacana untuk mencalonkan diri sebagai presiden baginya sangatlah sulit mengingat dia memegang teguh ajarannya sebagai seorang muslim dan kodratnya sebagai wanita.

Keenam calon diatas adalah sosok-sosok yang sangat mungkin muncul nantinya ketika datang saatnya pemilu 2014. Wacana yang sejatinya terlalu cepat untuk digulirkan sekarang ini ternyata juga membawa kesan baik dalam beretika politik sehingga munculnya kaum muda yang bukan karena ada kesempatan untuk maju, namun karena tiap-tiap individu siap bersaing secara sehat dan mematangkan diri hingga saat itu tiba. Harapan ke depan dengan munculnya berbagai tokoh muda ini, diharapkan Indonesia benar-benar mencapai tahun emasnya pada 2020 mendatang.


DAFTAR PUSTAKA

http://gudang-biografi.blogspot.com.2009. Biografi Sri Mulyani dan Anas Urbaningrum-----------diakses tanggal 28 Agustus 2010.
www.tokohindonesia.com. Biografi Yenny Wahid----------------------diakses tanggal 28 Agustus 2010
www.detiknews.com. Puan Maharani diusul jadi cawapres Rizal Ramli----------diakses tanggal 29 Agustus 2010.


BIODATA PENULIS
Judul Naskah : Mengawal Dinasti Muda Indonesia Menuju Pemilu 2014
Nama Penulis : Tsabbit Aqdami Mukhtar
Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Sepuluh November ( ITS )
Fakultas : Fakultas Teknologi Informasi
Jurusan : Teknik Informatika
Alamat : Jalan Arif Rahman Hakim 106 Surabaya
Email : tsabbit.aqdami10@mhs.if.its.ac.id

Nomer Handphone : 085730802309

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts